Akhir-akhir ini, kita sering mendengar orasi yang berbunyi "stop global warming, sayangi bumi demi anak cucu kita." Orasi itu mungkin memang benar, karena tiap tahun dampak dari pemanasan iklim ini semakin mengancam. Di antaranya yaitu, gunung es yang mencair di antartika dan lapisan atmosfir yang semakin menipis.
Hal ini disebabkan oleh usaha manusia sendiri, yang ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan dampaknya. Di abad revolusi industri ini, banyak industri menggunakan bahan bakar fosil sebagai penggerak mesin yang mengeluarkan karbondioksida tinggi sehingga efek rumah kaca terjadi dilapisan atmosfir. Lebih parah dari itu, lahan yang dulu hijau sekarang menjadi lahan perumahan dan sebagainya, padahal tumbuhan adalah pengontrol karbondioksida yang ada di udara sehingga apabila tumbuhan hilang otomatis kesimbangan udara akan menjadi tidak stabil. Selain itu, limbah dari industri kebanyakan dibuang ke sungai ataupun laut sehingga merusak ekosistem yang ada disana. Belum lagi sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan, menambah buruknya lingkungan kita. Tak ayal menambah dampak dari pemanasan iklim, yang sekarang ini semakin berbahaya. Memang sepantasnya kita menyerukan "stop global warming, sayangi bumi demi anak cucu kita."